Tirani Matahari Terbit
Tirani Matahari Terbit
Disusun oleh
1.Johanes Gultom
2.Cristian Manullang
Kelas = XI – MIPA
Mapel Sejarah
SMA METHODIST 12 MEDAN
A.Kedatangan Jepang Ke Indonesia
Peristiwa pengeboman pearl harbour yang menunjukkan kemenangan Jepang
terhadap sekutu pada PD II dalam peristiwa perang Pasifik. Peristiwa itu telah
membuka jalan bagi Jepang untuk memasuki negara diAsia,termasuk Indonesia.
1.Masuknya Jepang Ke Indonesia
Sejak pengeboman pearl harbour oleh angkatan perang Jepang pada 8
Desember 1941, serangan terus dilancarkan terhadap angkatan laut Amerika
Serikat di Pasifik. Serangan-serangan itu seolah-olah tak dapat dibendung oleh
Amerika Serikat. Pasukan Jepang berhasil basis-basis militer Amerika seperti di
Filipina. Kemudian serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia. Serangan
terhadap Indonesia tersebut bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan
bahan industri perang, seperti minyak bumi, timah, dan aluminium. Sebab,
persediaan minyak di Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan
Jepang selama perang Pasifik.
Pada Januari 1942, Jepang mendarat dan memasuki Indonesia. Tentara
Jepang ini masuk ke Indonesia melalui Ambon dan menguasai seluruh Maluku.
Meskipun pasukan KNIL ( Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger ) dan
pasukan Australia berusaha menghalangi, tapi kekuatan Jepang tidak dapat
dibendung. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh
Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942).
Pada tanggal 1 Maret 1942, kemenangan tentara Jepang dalam perang Pasifik
menunjukkan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas,
yaitu dari Burma sampai pulau wake di samudera Pasifik. Setelah daerah-daerah
di luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah
Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda.
Dalam pertempuran dilaut Jawa, angkatan laut Jepang berhasil
menghancurkan pasukan gabungan Belanda-inggris yang dipimpin oleh
Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil
lolos terus melarikan diri menuju Australia. Sementara itu, Jendral Imamura dan
pasukannya mendarat di Jawa pada tanggal 1 Maret 1942. Pendaratan itu
dilaksanakan di tiga tempat, yakni di Banten dipimpin oleh jenderal Imamura,
kemudian pendaratan di Eretan Wetan-Indramayu dipimpin oleh kolonel
Tonishori, dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinasikan oleh Mayjen
Tsuchihashi. Belanda tidak menyangka bahwa tempat-tempat tersebut
digunakan pendaratan tentara Jepang. Sementara itu Jepang tidak menyerang
Jakarta, karena pada saat itu Jakarta disiapkan oleh Belanda sebagai kota
terbuka. Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat kekuatan tentara
Belanda di Jawa.Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang.
Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 jenderal Ter poorten atas nama komandan
pasukan Belanda/sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada
Jepang yang diwakili jenderal Imamura. Penandatanganan ini dilaksanakan di
Kalijati, Subang. Penyerahan Belanda kepada Jepang kemudian dikenal dengan
kapitulasi Kalijati. Dengan demikian berakhirlah penjajahan Belanda di
Indonesia. Kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang.
2.Sambutan Rakyat Indonesia
Kedatangan Jepang di Indonesia pada awal nya disambut dengan senang hati
oleh Rakyat Indonesia. Jepang dielu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang dapat
dipandang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan Belanda.
Sikap simpatik bangsa Indonesia terhadap Jepang antara lain juga dipengaruhi
oleh kepercayaan ramalan Jayabaya.
Dimana-mana terdengar ucapan “banzai-banzai” (selamat datang, selamat
datang). Sementara itu pihak tentara Jepang terus melakukan propagandapropaganda untuk terus menggerakkan dukungan rakyat Indonesia. Setiap kali
radio Tokyo memperdengarkan lagu Indonesia raya, disamping lagu kimigayo.
Bendera yang berwarna merah putih juga boleh dikibarkan berdampingan
dengan bendera Jepang Hinomaru. Melalui siaran radio, juga dipropagandakabahwa barang-barang buatan Jepang itu menarik dan murah harga nya, sehingga
mudah bagi rakyat Indonesia untuk membelinya.
Tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia
untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajahan bangsa barat.
3.Pembentukan pemerintahan militer
Pada pertengahan tahun 1942, muncul pemikiran dari Markas Besar Tentara
Jepang agar penduduk di daerah penjajahan dilibatkan dalan aktivittas
pertahanan dan kemiliteran.
Maka dari itu, pemerintah Jepang di Indonesia kemudian membentuk
pemerintahan militer.
Seluruh wilayah kepulauan Indonesia yang bekas jajahan Hindia Belanda dibagi
menjadi tiga wilayah militer, yaitu:
1. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu tentara kedua puluh lima atau
Tomi Shudan untuk wilayah Sumatra yang pusatnya berada di
Bukittinggi.
2. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu tentara keenam belas atau
Asamu Shudan untuk wilayah Jawa dan Madura yang pusatnya berada di
Jakarta.
Kekuatan militer di Jawa dan Madura kemudian ditambahkan dengan adanya
Angkatan Laut atau Dai Ni Nankenkantai.
3. Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu Armada Selatan Kedua untuk
daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku yang pusatnya berada di Makassar.
Adanya pembagian administrasi wilayah penduduk berdasarkan wilayah militer
tentu terkait dengan perbedaan kepentingan Jepang terhadap setiap daerah di
Indonesia.
Hal ini berkaitan dengan militer dan juga politik ekonomi Jepang di
Indonesia.Nah, pulau Jawa yang merupakan pusat pemerintahan yang sangat
penting saat itu masih diberlakukan pemerintahan sementara.
Hal ini berdasarkan undang-undang yang dikeluarkan panglima tentara ke-16
atau Osamu Seirei.
Undang-undang tersebut berisikan beberapa ketentuan, yaitu:
1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda dihapuskan dan
segala kekuasaan yang dahulu dipegangnya diambil alih oleh palinglima
tentara Jepang di Jawa.
2. Para pejabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia Belanda
tetap diakui kedudukannya, asalnya memiliki kesetiaan terhadap tentara
pendudukan Jepang.
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap
diakui secara sah untuk sementara waktu, asalkan tidak bertentang dengan
aturan pemerintahan militer Jepang.
Berikut ini susunan pemerintahan militer Jepang, yaitu:
1. Gunshirekan atau panglima tentara yang kemudian disebut Seiko
Shikikan atau panglima tertinggi sebagai pucuk pimpinan tentara
Jepang.
2. Gunseikan atau kepala pemerintaha militer yang dirangkap oleh
kepala staf yaitu Mayor Jenderal Seizaburo Okasaki.
Nah, kantor pusat pemerintahan militer ini disebut Gunseikanbu yang terdiri
dari lima departemen, yaitu:
• Somobu atau Departemen Dalam Negeri.
• Zaimubu atau Departemen Keuangan.
• Sangyobu atau Departemen Perusahaan, Industri, dan Kerajinan Tangan
atau urusan perekonomian
• Kotsubu atau Departemen Lalu Lintas.
• Shihobu atau Departemen Kehakiman.
3. Gunseibu atau koordinator pemerintahan yang bertugas untuk
memulihkan ketertiban dan keamanan atau saat ini semacam gubernur,
yang meliputi:
• Jawa Barat: pusatnya di Bandung.
• Jawa Tengah: pusatnya di Semarang.
• Jawa Timur: pusatnya di Surabaya
Ditambah dua daerah istimewa yaitu Yogyakarta dan Surakarta.
4.Pemerintahan Sipil
Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan yang terpenting, bahkan jabatan
Gubernur Jenderal masa Hindia Belanda dihapus dan diambil alih oleh
panglima tentara Jepang di Jawa. Sementara status pegawai dan pemerintahan
sipil masa Hindia Belanda tetap diakui kedudukannya asal memiliki kesetiaan
terhadap Jepang. Status badan pemerintahan dan UU di masa Belanda tetap
diakui sah untuk sementara, asal tidak bertentangan dengan aturan kesetiaan
tentara Jepang. Kebijakan pemerintah militer Jepang di bidang politik dan
birokrasi dampak yang dirasakan bangsa Indonesia antara lain terjadinya
perubahan struktur pemerintahan dari sipil ke militer, terjadi mobilitas sosial
vertikal “pergerakan sosial ke atas dalam birokrasi” dalam masyarakat
Indonesia. Sisi positif yang dapat anda ketahui, bangsa Indonesia mendapat
pelajaran berharga sebagai jawaban cara mengatur pemerintahan, bangsa
Indonesia mendapat pelajaran berharga sebagai jawaban cara mengatur
pemerintahan, karena adanya kesempatan yang diberikan pemerintah Jepang
untuk menduduki jabatan penting seperti Gubernur, dan wakil Gubernur,
Presiden, Kepala Polisi.
Struktur pemerintahan Sipil jepang
Pulau Jawa dan Madura (kecuali kedua koci, Surakarta dan Yogyakarta) dibagi
atas enam wilayah pemerintahan.
•Syu (karesidenan), dipimpin oleh seorang syuco.
•Syi (kotapraja), dipimpin oleh seorang syico.
•ken (kabupaten), dipimpin oleh seorang kenco.
•Gun (kawedanan atau distrik), dipimpin oleh seorang gunco.
•Son (kecamatan), dipimpin oleh seorang sonco.
• Ku (kelurahan atau desa), dipimpin oleh seorang kuco.
Selain pemerintahan militer (gunsei) angkatan darat, Armada Selatan kedua
juga membentuk suatu pemerintahan yang disebut Minseibu. Pemerintahan ini
terdapat di tiga tempat, yaitu kalimantan, Sulawesi, dan Seram. Daerah
bawahannya meliputi syu, ken, bunken (subkabupaten), gun, dan son.
Dalam rangka mempertahankan kekuasaan dan menghapus pengaruh Belanda
pada masyarakat Indonesia, Jepang menetapkan undang-undang No. 4. undangundang tersebut menetapkan bahwa
Hanya bendera Jepang, Hinomaru, yang boleh dipasang hanya lagu kebangsaan
Jepang, Kimigayo, yang boleh diperdengarkan pada hari(hari besar. Mulai
tanggal 1 April 1942 , semua lapisan masyarakat harus menggunakan
pembagian waktu sesuai dengan yang dipergunakan di Jepang. Perbedaan waktu
antara Tokyo dan Jawa Pada masa itu adalah 90 menit. Mulai tanggal 29 April
1942 bahwa kalender yang dipakai adalah kalender Jepang yang bernama
sumera. Tahun 1942 pada kalender Masehi sama dengan Tahun 2602 pada
kalender sumera. Rakyat Indonesia juga diwajibkan untuk ikut merayakan hari
raya Tencosetsu, yaitu hari lahirnya kaisar Hirohito.
Komentar
Posting Komentar